GARAM
Ibarat sayur tanpa garam…..
Ibarat sayur tanpa garam…..
Garam
memiliki manfaat bila “dia” sudah mencair dan menyatu dengan keadaan di
sekitarnya. Demikian pula dengan kehidupan ,kita memiliki fungsi bila hidup
kita sudah mencair dan bersatu dengan lingkungan di mana kita berada. Bukan
berarti hidup kita menjadi sama dengan dunia tapi kita memberikan diri kita
bagi dunia . Apapun yang kita lakukan harus memberi dampak positif bagi
lingkungan sekitar kita.
Kita sudah tidak berdiri lagi sebagai pribadi yang harus dihormati, harus dipatuhi, harus dipandang, tapi kita meleburkan di tengah dunia ini menjadi pribadi yang tidak dikenal (sama seperti garam), namun membawa pengaruh yang luar biasa bagi orang lain.
Orang yang telah menjadi garam, sudah tidak lagi bersikap egois, mau menang sendiri, suka memaksakan kehendak, menuntut untuk diperhatikan, mementingkan diri sendiri. Tapi dalam setiap tindakannya, akan selalu dilandasi apa yang bisa aku lakukan untuk orang lain.
TERANG
Bayangkan kita berada di suatu ruangan gelap gulita, bagaimana perasaan kita? bingung, takut, gamang, kuatir, tidak menentu,was-was, pokoknya segala macam perasaan bercampur aduk disana. Tiba-tiba…. seberkas cahaya masuk ke ruangan tersebut? Apa yang kita rasakan? perasaan damai, tenang dan yakin menyelimuti diri kita. Dalam hati kita timbul suatu keyakinan bahwa cahaya ini akan menuntun kita keluar dan dengan langkah mantap kita mengayunkan kaki ke arah cahaya tersebut.
Bayangkan kita berada di suatu ruangan gelap gulita, bagaimana perasaan kita? bingung, takut, gamang, kuatir, tidak menentu,was-was, pokoknya segala macam perasaan bercampur aduk disana. Tiba-tiba…. seberkas cahaya masuk ke ruangan tersebut? Apa yang kita rasakan? perasaan damai, tenang dan yakin menyelimuti diri kita. Dalam hati kita timbul suatu keyakinan bahwa cahaya ini akan menuntun kita keluar dan dengan langkah mantap kita mengayunkan kaki ke arah cahaya tersebut.
Dunia
ini merasakan hal yang sama, saat ini dunia sedang berada dalam kegelapan dan
semakin lama semakin besar. Aborsi, penyalah gunaan obat-obatan, perselingkuhan,
sex bebas, angka kematian akibat bunuh diri semakin meningkat, korupsi,
pemerkosaan,penganiayaan, dan pembunuhan merajalela.
Dunia
membutuhkan terang …… dan kita bisa
menjadi terang itu…..
mungkin
bukan terang yang besar….terang yang kecil, yang hanya bisa menyinari ruangan yang kecil….. namun kita bisa
mengajak terang kecil yang lain untuk menyinari dunia ini.
RAGI
Teringat
ketika Ibu saya membuat roti. Ibu mengaduk ragi ke dalam adonan dan
menempatkannya di suatu tempat yang hangat dan saya akan melihat adonan itu
naik. Adonan itu dipenuhi dengan udara, mengembang dan kemudian menjadi halus
dan lunak. Setelah dibakar, ia menjadi lembut dan dapat dipecahkan apabila kita
memakannya.
Ragi
terlihat lemah, tanpa daya, kecil dibanding tiga sukat tepung. Tidak mungkin
membuat roti atau kue ragi lebih banyak dari tepung. Tetapi ragi ini menentukan keberhasilan
pembuatan roti atau kue tersebut. Sekalipun kecil dan lemah, bukan berarti dia
tidak punya jati diri . Sekalipun dikatakan minoritas di negeri ini jangan
sampai kita kehilangan jati diri sebagai anak Tuhan, orang yang kelihatan lemah
belum tentu tidak ada kekuatan di dalamnya, tetapi justru karena itu kekuatan
Tuhan menjadi nyata. Lemah bukan berarti tidak ada iman, kehidupan, tidak punya
pengharapan dan cita-cita.
Ragi
tidak mengintimidasi roti. Seringkali karena menganggap diri minoritas
lalu menjadi terpengaruh oleh yang mayoritas lalu berkata: Apakah mungkin kita
bisa membawa perubahan bagi negeri ini? Seringkali kita terpengaruh oleh
kekuatan yang besar karena jumlah yang besar, tetapi kalau kita menyadari diri
sebagai ragi maka apapun dan sebesar apapun kekuatan di sekeliling kita tidak
akan terpengaruh.
KITA
DITEMPATKAN DI DUNIA INI UNTUK MEMBAWA PERUBAHAN DAN BUKAN UNTUK DIPENGARUHI
DUNIA …
JADILAH
ANAK-ANAK TERANG DAN MEMBAWA KEHIDUPAN BAGI BANYAK ORANG !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar